BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan
individu (remaja) berlangsung terus menerus dan tidak dapat diulangkembali.
Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang
baik diakibatkan sikap mereka yang suka mencoba-coba pada hal yang baru. Pada
perkembangan fisik remaja mulai nampak terutama pada bagian organ-organ
seksualnya secarafisik, maupun secara psikis.
Seks
bebas adalah tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan
dalam bentuk tingkah laku. Tingkah ini beraneka ragam, mulai dari saling
tertarik dengan lawan jenis,lalu berkecan, bercumbu dan diakhiri dengan dampak
yang tidak baik, lalu akhirnya dampaktersebut akan timbul baik bagi lingkungan,
sosial, maupun pribadi terutama sangat berdampak pada psikologis. Jika
lingkungan psikologis terganggu maka sosial pun akan berubah.
Remaja
adalah masa peralihan antara tahap anak dan dewasa yang jangka waktunya
berbeda-beda tergantung faktor sosial dan budaya. Pada kondisi ini remaja
sangat labil karenamereka masih mencari jati dirinya. Dimana mereka beringinan
dirinya dianggap gaul dan dewasadengan menirukan orang lain. Apabila mereka
tidak didukung pendidikan orang tua dan agamayang kuat akan terjerumus ke
hal-hal yang merugikan banyak pihak, terutama dirinya sendiri(Soetjiningsih,
2004)
Masyarakat
menghadapi kenyataan bahwa kehamilan pada remaja semakin meningkatmenjadi
masalah. Masih derasnya arus informasi yang dapat menimbulkan rangsangan
seksualremaja terutama di daerah perkotaan yang mendorong remaja melakukan hubungan
seksual pranikah. Dimana pada akhirnya remaja mendapat ancaman bahaya dalam
melakukan hubunganseks bebas sehingga memberikan konflik bagi mereka seperti :
putus sekolah, psikologisterganggu, tekanan ekonomi, dan masalah dengan
keluarga serta masyarakat sekitarnya dan pararemaja putri menjadi hamil di luar
nikah (Manuaba, 1998).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.
Apa faktor terjadinya seks bebas ?
2.
Bagaimana dampak yang terjadi akibat seks bebas ?
3.
Bagaimana peran orang tua, guru dan lingkungan sehingga anak melakukan
kenakalanremaja (seks
bebas) ?
4.
Bagaimana cara penanggulangan seks bebas ?
C. Tujuan
1.
Mengetahui faktor terjadinya seks bebas.
2.
Mengetahui dampak yang terjadi akibat seks bebas.
3.
Mengetahui peran orang tua, guru dan lingkungan sehingga anak melakukan
kenakalanremaja(seks bebas).
4.
Mengetahui cara penanggulangan seks bebas .
BAB II
PEMBAHASAN
Masyarakat berpendapat bahwa perlu adanya pengaturan
penyelenggaraan hubunganseks. Sebab, dorongan seks itu begitu besar pengaruhnya
terhadap manusia seperti nyala apiyang berkobar. Api itu bisa bermanfaat bagi
manusia, akan tetapi dapat menghancurkan peradaban manusiawi. Demikian pula
dengan seks, bisa membangun kepribadian seseorang,akan tetapi juga bisa
menghancurkan sifat-sifat kemanusiaan. (Kartini Kartono,1981:22)
Variasi dari pengaturan dari
penyelenggaraan seks bisa kita lihat pada tradisi-tradisiseksual pada
bangsa-bangsa primitif di bagian-bagian dunia. Dengan semakin pesatnya
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta komunikasi terjadilah banyak
perubahansosial yang serba cepat pada hampir semua kebudayaan manusia.
Perubahan sosial tersebut mempengaruhi kebiasaan hidup manusia, sekaligus juga
mempengaruhi pola-pola seks yang konvensional. Maka pelaksanaan seks itu banyak
dipengaruhi oleh penyebab dari perubahansosial, antara lain oleh : urbanisasi,
mekanisasi, alat kontrasepsi lamanya pendidikan,demokratisasi fungsi wanita
dalam masyarakat, dan modernisasi. Sebagai efek samping yangditimbulkan ada
kalanya terjadi proses keluar dari jalur dari pola-pola seks, yaitu keluar dari
jalur-jalur konvensional kebudayaan. Pola seks dibuat menjadi hyper modern dan
radikal,sehingga bertentangan dengan system regulasi seks yang konvensional,
menjadi seks bebas.Sedangkan pengertian dari seks bebas itu sendiri adalah
hubungan seksual yang dilakukan pranikah (tanpa menikah), Sering berganti
pasangan.
Banyak faktor-faktor yang membuat
remaja memasuki dunia pergaulan yang rusak.Biasanya hal ini berawal dari mereka
berteman dengan teman yang membawa dampak buruk,karena masa remaja itu masa
dimana keadaan psikis remaja bisa mudah terpengaruh. Ada faktor yang berasal
dari keluarga, karena kurangnya perhatian dari keluarga membuat anak
menjadiroyal dalam pergaulan. Faktor terpenting yang membuat remaja mudah
terjerumus dipergaulan bebas karena kurangnya agama yang membentengi pikiran
dan jiwa anak. Oleh karena itu, pendidikan dasar agama pada anak sangat
diperlukan dalam kehidupan si anak. Berhasil atautidak berhasilnya anak,
kembali lagi pada peran keluarga dalam memberikan.
A. FAKTOR TERJADINYA SEKS
BEBAS
Faktor
penyebab seks bebas yang dialami remaja dapat dikategorikan menjadi 2 faktor,
yaitu faktor
internal dan eksternal:
1. Faktor
Internal
Faktor
internal atau lebih lazimnya dari dalam diri seseorang remaja itu. Keinginan
untukdimengerti lebih dari orang lain bisa menjadi penyebab remaja melakukan
tindakan penyimpangan, sikap yang terlalu merendahkan diri sendiri atau selalu
meninggikan diri sendiri, jikalau terlalu merendahkan diri sendiri orang remaja
lebih mencari jalan pintas untukmenyelesaikan sesuatu dia beranggapan jika saya
tidak begini saya bisa dianggap orang laintidak gaul, tidak mengikuti
perkembangan zaman.
2. Faktor
Eksternal
Faktor
Eksternal / faktor dari luar pribadi seseorang remaja. Faktor paling
terbesarmemberi terjadinya prilaku menyimpang seseorang remaja yaitu lingkungan
dan sahabat.Seseorang sahabat yang sering berkumpul bersama dalam satu geng,
otomatis dia akan tertularoleh sikap dan sifat kawannya tersebut. Kasih sayang
dan perhatian orang tua tidak sepenuhnyatercurahkan, membuat seorang anak tidak
betah berada di dalam rumah tersebut, mereka lebihsenang untuk berada di luar
bersama kawan-kawannya. Apalagi keluarga yang kurang harmonisdan kurangnya
komunikasi dengan orang tua dapat menyebabkan seorang anak melakukan
penyimpangan sosial serta seks bebas yang melanggar nilai-nilai dan norma
sosial. Apabila ayahdan ibu mereka yang memiliki kesibukan di luar rumah akan
membuat anak-anak remajasemakin menjadi-jadi, sehingga mereka merasa tidak
diperdulikan lagi.Selain faktor internal dan eksternal di atas, ada juga faktor
lain yang secara umum dapatmenyebabkan terjadinya seks bebas:
- Pergaulan
Kita
tahu pergaulan punya pengaruh besar terhadap perilaku kita. Maka jika
seseorangmempunyai lingkungan pergaulan dari kalangan teman-teman yang suka
melakukan seks bebas,maka dia juga bisa terpengaruh dan akhirnya ikut melakukan
seks bebas.
Jika
seseorang berulang kali mengakses materi pornografi, maka ini bisa mendorong
terjadinya perilaku seks bebas.
- Pengaruh
obat/narkoba dan alcohol
Seseorang
yang bebas dari pengaruh narkoba dan alkohol bisa berfikir jernih dan ini
mencegah dia melakukan perilaku berisiko. Dalam keadaan dipengaruhi oleh
narkoba dan alkohol, maka pemikiran jernih bisa menurun dan ini bisa mendorong
terjadinya perilaku seks bebas.
- Kualitas
hubungan suami-isteri (buat yang sudah menikah).
Jika
ada masalah dalam hubungan suami-isteri, maka ini bisa mendorong yang
bersangkutan melakukan hubungan seks bebas.
B. DAMPAK YANG TERJADI AKIBAT SEKS BEBAS
Ada
dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks di kalangan remaja yaitu
kehamilan dan penyakit menular seksual. Seperti kita ketahui bahwa banyak
dampak buruk dari seks bebas dan cenderung bersifat negatif seperti halnya,
kumpul kebo, seks bebas dapat berakibat fatal bagi kesehatan kita. Tidak kurang
dari belasan ribu remaja yang sudah terjerumus dalam seks bebas. Para remaja
seks bebas cenderung akibat kurang ekonomi.
Seks
bebas dapat terjadi karena pengaruh dari lingkungan luar dan salah pilihnya
seseorang terhadap lingkungan tempatnya bergaul. Saat-saat ini di kota besar
sering terjadi razia di tempat-tempat hiburan malam seperti diskotik dan tempat
berkumpul para remaja lainnya dan yang
paling sering tertangkap adalah anak-anak remaja. Seks bebas sangat
berdampak buruk bagi para remaja, dampak dari seks bebas adalah hamil di luar
nikah, aborsi, dapat mencorengkan nama
baik orang tua, diri sendiri, guru serta nama baik sekolah. Padahal seks
bebas bukanlah segalanya, dimana mereka hanya mendapat kenikmatan semata,
sedang mereka tidak memikirkan akibat yang harus mereka tanggung seumur hidup.
Hal ini jelas sangat berbahaya bagi
remaja yang terjerumus di dalam seks bebas. Bayangkan saja jika seluruh remaja
ada di Indonesia terjerumus dalam seks bebas, apa jadinya nasib bangsa kita ini
jika remaja yang ada tidak memiliki kemampuan berfikir dan fisik yang baik,
tentunya pembangunan tidak akan berjalan
dengan sebagaimana mestinya.
Ø Berikut
beberapa bahaya utama akibat seks pranikah dan seks bebas:
a) Menciptakan
kenangan buruk. Apabila seseorang terbukti telah melakukan seks pranikah atau
seks bebas maka secara moral pelaku dihantui rasa bersalah yang berlarut-larut.
Keluarga besar pelaku pun turut
menanggung malu sehingga menjadi beban mental yang berat.
b) Mengakibatkan
kehamilan. Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan bila
dilakukan pada masa subur. kehamilan yang terjadi akibat seks bebas menjadi
beban mental yang luar biasa. Kehamilan yang dianggap “Kecelakaan” ini
mengakibatkan kesusahan dan malapetaka bagi pelaku bahkan keturunannya.
c) Menggugurkan
Kandungan (aborsi) dan pembunuhan bayi. Aborsi merupakan tindakan medis yang
ilegal dan melanggar hukum. Aborsi mengakibatkan kemandulan bahkan Kanker
Rahim. Menggugurkan kandungan dengan cara aborsi tidak aman, karena dapat
mengakibatkan kematian.
d) Penyebaran
Penyakit. Penyakit kelamin akan menular melalui pasangan dan bahkan
keturunannya. Penyebarannya melalui seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan.
Hubungan seks satu kali saja dapat menularkan penyakit bila dilakukan dengan
orang yang tertular salah satu penyakit kelamin. Salah satu virus yang bisa
ditularkan melalui hubungan seks adalah virus HIV.
e) Timbul
rasa ketagihan.
f) Kehamilan
terjadi jika terjadi pertemuan sel telur pihak wanita dan spermatozoa pihak pria.
Dan hal itu biasanya didahului oleh hubungan seks. Kehamilan pada remaja sering
disebabkan ketidaktahuan dan tidak sadarnya remaja terhadap proses kehamilan.
Ø Bahaya
kehamilan pada remaja:
1.
Hancurnya masa depan remaja tersebut.
2.
Remaja wanita yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan
karena jiwa dan fisiknya belum siap.
3.
Pasangan pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya
karena terpaksa kawin karena nafsu, bukan karena cinta).
4.
Pasangan pengantin remaja sering menjadi cemoohan lingkungan sekitarnya.
5.
Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis
(dukun, tenaga tradisional) sering mengalami kematian strategis.
6.
Pengguguran kandungan oleh tenaga medis dilarang oleh undang-undang, kecuali
indikasi medis (misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga kalau ia
meneruskan kehamilan dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya
maupun yang mengantar dapat dihukum.
7.
Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami gangguan kejiwaan
saat ia dewasa.
C. BAGAIMANA PERANAN ORANG
TUA, GURU DAN LINGKUNGAN SEHINGGA ANAK MELAKUKAN KENAKALAN REMAJA (seks bebas)
Peran
orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya
tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat
menenggelamkan si anak remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik
dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan
dapat membimbing si anak remaja ke jalan yang
benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja yang
sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan
kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan
remaja, karena sang remaja mencontoh pola kenakalan para orang tua.
Tidak
mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya
didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir
setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang.
Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang
luhur, untuk menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.
Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian
hidup dan idialisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya.
Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun
guru adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika
terpaan cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.
Akhir
akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru
adalah berita tentang pencabulan Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau
pepatah mengatakan guru kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti
satu orang guru melakukan itu berapa orang murid yang lebih parah dari itu,
hingga akhirnya menciptakan pola kenakalan remaja yang sangat tidak ingin kita
harapkan.
Kerja
team yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan
Lingkungan (sebagai Guru saat anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus
di bentuk. diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di
sekolah, pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling memberikan
informasi yang sangat mendukung bagi
pendidikan para remaja. Peran Lingkungan pun harus lebih peduli, dengan
menganggap para remaja yang ada di lingkungannya adalah tanggung jawab bersama,
tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang
tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk
mengevaluasi perkembangannya agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja.
Terlihat
betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting dalam membentuk
pola perilaku para remaja, setelah semua
informasi tentang pertumbuhan anaknya di dapat, orang tuapun harus pandai
mengelola informasi itu dengan benar.
D. CARA PENANGGULANGAN SEKS BEBAS
Seperti
yang telah kita bahas di atas bahwa sesungguhnya memang kurang kesadaran baik
dari remaja itu sendiri maupun orang tua. Hendaklah orang tua memperhatikan
anak-anaknya tetapi orang tua jangan terlalu mamanjakan anak mereka, karena
bisa mengakibatkan dampak buruk baginya
karena dia sudah terbiasa dengan hal-hal yang enak-enak. Tetapi orang tua juga
harus memperhatikan anak-anaknya dengan mengarahkan ke hal-hal yang positif
dengan cara mendukung bakat yang dimiliki oleh anak tersebut, agar dapat berguna
dan berkembang. Tetapi seorang anak juga jangan terlalu egois dalam memaksakan
kehendak.
Bagi
para lembaga sosial harus bisa merangkul para remaja untuk masuk dalam suatu
organisasi dengan mengikuti berbagai kegiatan, dengan begitu seorang remaja
akan terarah pikirannya dengan baik. Mendukung segala bakat-bakat anak remaja
agar mereka tidak melakukan hal-hal yang menyimpang. Tidak terlalu memaksakan
seorang dalam berbagai tindakan karena akan membuat tempramen seorang anak suka
emosional. Didiklah anak-anak dengan cara yang lambat agar mereka tidak selalu
membangkan segala suruhan atau perintah para orang tua.
1. Pencegahan
Menurut Agama
a) Memisahkan
tempat tidur anak.
b) Meminta
izin ketika memasuki kamar tidur orang tua.
c) Mengajarkan
adab memandang lawan jenis. d. Larangan menyebarkan rahasia suami-istri.
2. Pencegahan
Seks Bebas dalam Keluarga
Faktor
keluarga sangat menentukan dalam masalah pendidikan seks sehingga prilaku
seks bebas dapat dihindari. Waktu
pemberian materi pendidikan seks dimulai pada saat anak sadar mulai seks.
Bahkan bila seorang bayi mulai dapat diberikan pendidikan seks, agar ia mulai
dapat memberikan mana cirri-laki-laki dan mana ciri perempuan. Bisa juga
diberikan saat anak mulai bertanya-tanya
pada orang tuanya tentang bagaimana bayi lahir. Peran orang tua sangat penting
untuk memberikan pendidikan seks pada usia dini.
a) Keluarga
harus mengerti tentang permasalahan seks, sebelum menjelaskan kepada anak-anak
mereka.
b) Seorang
ayah mengarahkan anak laki-laki, dan seorang ibu mengarahkan anak perempuan
dalam menjelaskan masalah seks.
c) Jangan
menjelaskan masalah seks kepada anak laki-laki dan perempuan di ruang yang
sama.
d) Hindari
hal-hal yang berbau porno saat menjelaskan masalah seks, gunakan kata-kata yang
sopan.
e) Meyakinkan
kepada anak-anak bahnwa teman-teman mereka adalah teman yang baik.
f) Memberikan
perhatian kemampuan anak di bidang olahraga dan menyibukkan mereka dengan
berbagai aktivitas.
g) Tanamkan
etika memelihara diri dari perbuatan-perbuatan maksiat karena itu merupakan
sesuata yang paling berharga.
h) Membangun
sikap saling percaya antara orang tua dan anak.
Digunakan
upaya pencegahan atau penangkalan perilaku menyimpang dan upaya kuratif yaitu
pengobatan dan penyembuhan. Agar perilaku seks bebas pada remaja dapat ditekan
seminim mungkin, perlu dilakukan pencegahan yang baik dari lingkup keluarga,
pemerintah dan masyarakat. Adanya komunikasi yang efektif di dalam keluarga
antara orang tua dan anak mengenai pemahaman nilai-nilai moral dan etika
sekaligus memberikan pengertian mangenai
pendidikan seks kepada anak-anaknya sesuai dengan tinggat umurnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada
dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari
norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya. Remaja harus bisa
mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa
remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya
gagal pada tahap ini.
B. SARAN
1. Perlu adanya
tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di Indonesia
agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja dalam seks bebas.
2. Perlunya penanaman nilai
moral, pendidikan dan nilai religious pada diri seorang remaja.
DAFTAR PUSTAKA
http://ferdicrezilla.blogspot.com/2013/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://www.tugasku4u.com/2013/06/bahaya-seks-bebas-pada-remaja.html
http://kimcilkimcil.blogspot.com/2011/03/kenakalan-remaja-peran-orang-tua-guru.html
http://pekerjaanrumah8.blogspot.com/2012/12/makalah-sosiologi-fenomena-sosial-dalam_30.html
http://hukum-dps.blogspot.com/2014/04/uraian-makalah-sosiologi-fenomena-kenakalan-remaja.html
https://www.academia.edu/9535055/MAKALAH_PENGETAHUAN_REMAJA_TENTANG_SEKS_BEBAS_SOSIOLOGI_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar